"During my lifetime I have dedicated myself to this struggle of the African people. I have fought against white domination, and I have fought against black domination. I have cherished the ideal of a democratic and free society in which all persons live together in harmony and with equal opportunities. It is an ideal which I hope to live for and to achieve. But if needs be, it is an ideal for which I am prepared to die."......,NELSON MANDELA

Monday, December 27, 2010

TIMNAS...TARIK NAFAS, KITA KALAH PADA BABAK 1

Secara objektif permainan Timnas tidak ada perpaduan diantara para pemain. Pertahanan yang masih tercerai berai. Lawan Timnas lebih mengadakan presing dan menyerang. Konklusi semetara kita kalah 3-0.

Coba kita lihat dimana yang harus kita tinjau dan pelajaran dari "euphoria". Hampir semua pemain politik, baik dari kubu SBY, Golkar dan bahkan institusi PSSI coba memetik keuntungan dari "euphoria" Timnas ke babak final. Selain dari pelaku politik dan para pejabat ada juga element yang ikut berperan membakar "euphoria" rakyat, yaitu media. Khususnya media elektronik. Bahkan ada disatu chanel tv mentayangkan Timnas hampir 15 kali dalam 1 hari tanpa adanya berita baru.

Bebearpa nara sumber di media elektronik mengungkapkan kalau "euphoria" Timnas memiliki potensi mempersatukan bangsa yang sempat beberapa tahun ini bermasalah. Asalkan bisa dikanalisasi ke arah yang positif. Semua para aktor bangsa sebaiknya segera memberikan arahan terhadap kesempatan pemersatu bangsa. Demikian juga kalau Timnas gagal memperoleh gelar juara.

Ada beberapa lapisan makna atas munculnya Timnas dimakna berbangsa (nasionalis), prestasi atas sport itu sendiri yang didambakan oleh segenap lapisan rkayat Indonesia. Dimana ada makna sosio kultural yang bisa berarti bagi bangsa: unsur kedisplinan, unsur pendidikan, mendukung lambang-lambang perjuangan identitas nasional dan berbangsa. Hanya saja "euphoria" ini akan pudar dan susah sekali dibangun bila kesejahteraan rakyat banyak juga tidak diwujudkan dikehdiupan sehari-hari. Berhubung sepak bola dengan kemenangan sekalipun akan memiliki batasan untuk bisa memajuka kemampuan ekonomi seluruh rakyat indonesia.

Kekalahan pada babak 1 lebih pantas untuk kita meredam keingnan yang bermuluk muluk, dan lebih menginjakan kaki diatas bumi pertiwi dengan segala kelemahan yang pantas diperbaiki.

Sampai tanggal 29 Desember mendatang, dimana kita berhadapan dengan cermin bangsa yang dewasa dan bertanggung jawab atas langkah sejarah yang ingin kita tempuh.




No comments :

Post a Comment