"During my lifetime I have dedicated myself to this struggle of the African people. I have fought against white domination, and I have fought against black domination. I have cherished the ideal of a democratic and free society in which all persons live together in harmony and with equal opportunities. It is an ideal which I hope to live for and to achieve. But if needs be, it is an ideal for which I am prepared to die."......,NELSON MANDELA

Monday, April 1, 2013

MEMBANGUN RUMAH DENGAN PRINSIP HIJAU TIDAKLAH RUMIT.....TETAPI MEMBANGUN MENTALITAS ECOSOPHIE.....Bag I

Sebuah bangunan yang mengikuti prinsip ramah lingkungan memang salah satu langkah awal untuk setiap penghuni planet bisa memperbaiki keadaan CO2. Tidaklah terlalu rumit untuk dicapai. Tantangan yang berat adalah untuk sebuah kawasan bisa memberikan kehidupan yang nyaman untuk masa depan yang lestari. Baik dikawasan rural ataupun urban. 

Kita belum memperoleh gambaran yang jelas bagaimana pedesaan kita mulai kosong dan mengisi kawasan urban baru. Mesin produktivitas pertanian mulai ditinggalkan. Konsep kapitalis tahun 60 an dimana uang mengalir disatu tempat menarik perhatian, sebuah kawasan pedesaan menjadi "dessertic" keksosongan. Tentunya hal tersebut membuat dampak ekonomi jangka pendek yang mengiurkan adanya pertumbuhan, tetapi akan mahal sekali melihat dampak jangka panjangnya. Bukan saja membuat emisi gaz CO2 bertambah, bahan bakan bersubsidi membebani APBN tiba-tiba infrastruktur tidak memadahi ...dan seterusnya.

Pola perekonomian kota yang dijanjikan oleh pemodal-pemodal lebih cepat mencetak kemiskinan dari pada kemakmuran. Apalagi ditambah dengan korupsi yang menjadi pendemik. Kemiskinan yang dianalisa oleh para spesialist bukan saja akibat kapital tetapi bahkan system yang diciptakan agar para buruh tetap terjebak untuk tetap tunduk dalam tekanan, karena bila tidak menerima pekerjaan yang penuh tekanan maka kemiskinanlah yang menimpa.

Pembentukan kehidupan kolektif yang memberdayakan atau membebaskan diri dari sistem produksi kapital adalah salah satu pilihan juga agar tidak tertekan dan bahaya jatuh untuk miskin.

Kolektifitas dengan memiliki tujuan menangani produksi pangan kebutuhan sehari hari bisa menjadi langkah pertama yang memungkinkan bebas dari sistem produktifitas yang diciptakan oleh system pemodal.

Gagasan yang awalnya berupa imajinair bisa diartikan sebagai tapa "pembebasan" adalah, asalkan langkah tersebut mewujudkan realitas; menyelematkan air hujan untuk dimanfaatkan, membentuk koletifitas pengumpulan bibit lokal sebagai bank benih, dll. Perubahan sikap dengan adanya "kebudayaan" keberpihakaan terhadap bumi sangat luas tetapi membutuhkan hasil yang bisa jadi rujukan oleh kelompok atau koperasi. Membangun inisitif yang bertumpu pada produksi pangan adalah pengungkapan kebudayaan terhadap bumi yang berskala nasional akan bisa menggalang kekuatan perekonomian baru.
 

©  THE ISLAND MAN