"During my lifetime I have dedicated myself to this struggle of the African people. I have fought against white domination, and I have fought against black domination. I have cherished the ideal of a democratic and free society in which all persons live together in harmony and with equal opportunities. It is an ideal which I hope to live for and to achieve. But if needs be, it is an ideal for which I am prepared to die."......,NELSON MANDELA

Saturday, January 22, 2011

MUAK DENGAN BERITA

Dari sejak tulisan terakhir tanggal 29 Desember 2010, saya sengaja menahan diri untuk tidak ikut membanjiri berita-berita yang sedang melilit di masyarakat Indonesia. Masing-masing kubu sedang mengeluarkan jurus maboknya untuk dapat memperoleh manfaat politik dari semua yang sedang digelindingkan melalui media.

Hingga yang terakhir, malah para agamawanpun juga mengangkat bicara tentang republik dan pemerintahan. Seakan-akan angkat suara ditengah-tengah aneka ragam perkara yang digelar melalui media ini telah menjadi wabah. Masyarakat Indonesia sedang di seret oleh kekuatan media, kalau seluruh perkara bisa diselesaikan melalui media. Lihat isu daerah Istimewa Jogyakarta, atau isu mafia-mafia atau perkara-perkara yang nempel di kehidupan kita. Tiada hentinya melakukan "demontrasi" kekuatan opini. Proses demokrasi yang keluar dari garis "bijaksana" dan kedewasaan (bermartabat) berepublik. Contoh yang extrim atas mobilisasi opini berdarah adalah tetnagga kita Tahiland. Bukan tanpa korban, tetapi juga pemulihan ekonomi yang panjang.

Sama sekali berita-berita tersebut tidak memberikan inspirasi kepada generasi muda, nampak sekali permainan politik atau kekuasaan yang begitu asing untuk rakyat jelata.Tekanan kehdupan tidak juga mengarah meringkan, yang jelas berita-berita itu semua tidak membawa perubahan yang mendasar.

Rakyat selalu akan menempatkan kata akhirnya. Rakyat selalu mengeluarkan seluruh tenaganya untuk berdaulat, untuk menentang kekuasaan siapa saja yang dipndang telah melampaui batas! Hanya rakyat sendiri yang bisa mewujudkan. Rakyat selalu menyusun kekuatan dengan siluman. Gerakan dibawah tanah yang tidak terdeteksi oleh media-media besar.
Rakyat akan mengokreksi seluruh perebutan kekuasaan.

Proses keterbukaan yang telah ada akan lebih memudahkan rakyat untuk berkonsultasi dengan yang dipandang mulia dan bijaksana. Dalam konteks ini sudah jelas mereka tidak akan berkilblat kepada pemerintah atau penguasa.
Kita tunggu munculnya barisan yang akan mengawali pembahruan diatas bumi Indonesia ini.


 

©  THE ISLAND MAN