"During my lifetime I have dedicated myself to this struggle of the African people. I have fought against white domination, and I have fought against black domination. I have cherished the ideal of a democratic and free society in which all persons live together in harmony and with equal opportunities. It is an ideal which I hope to live for and to achieve. But if needs be, it is an ideal for which I am prepared to die."......,NELSON MANDELA

Wednesday, December 15, 2010

NASIONALIS DAN SEPAK BOLLA: BUDAYA MODERNITAS 1

Panggilan klub nasional dari Republik Indonesia memiliki julukan baru adalah Timnas ( Tim Nasional) dalam kelahiran sejarahnya dia pernah diberik julukan PSSI. Keberadaan nama Timnas memiliki perjalanan politik internal yang tersendiri. Hari ini, tanggal 16 Desember Timnas akan berhadapan dengan Filipina untuk menyelsaikan tugas nasionalnya menjadi pemenang di babak Semi-Final.

Beberapa rangkaian hadirnya Timnas ini dikehidupan bangsa tiba-tiba menjadi sorotan mediatik. Sekalipun telah mengalahkan Tahiland 2-1 dimana sebelumnya telah mengalahkan Laos 5-1.

Mengapa fenomena Timanas ini menjadi menarik perhatian bangsa hari ini. Coba kita bedah secara struktral:

Kontekstual
Diantara kejadian beberapa tahun terakhir ini baik dari malapetaka alam, baik Tsunami, Gempa, letusan gunung berapi dan banyak hal lain lagi yang telah melanda bangsa ini. Dilain pihak cuaca pertikaian politik dalam negri sama sekali tidak menyejukan kehidupan berbangsa. Baik mulai dari masalah korupsi hingga keberadaan Keistimewaan Jogyakarta yang akan mengurangi peranan Sultan pada pemerintahan modern. Diskusi para ahlipun mengingatkan agar tidak melupakan sejarah. Dilain pihak para ahli demkrasi juga menyuarakan agar kepimpinan itu lahir dari bawah dan terpilih langsung. Disinilah Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia sedang menjalani "test and Proper", diuji baik dari kemampuan menjawab keunikan dan kesitimewaan dibawah UUD 45. Disamping tantangan mengatasi kehidupan sehari hari pada akhir tahun yang mendesak harga bahan pokok naik. Belum lagi masyarakat yang belum siap untuk dicabut keseluruhan subsidi.

Cermin dari Kerinduan Masyarakat
Sosiologue besar Nobert Elias pernah melakukan penelitian dimana penemuannya terhadap aktivitas "sport" adalah penyaluran "pelampiasan" atas kekerasan kolektif didalam masyarakat ke arah yang lebih kostruktif. Processus of of the Civilisation, dalam masyarakat Indonesia modern dimana sepak bola adalah salah satu bagian (composant) dari langkah Indonesia untuk tampil kepermukaan untuk diterima dalam masyarakat International.

Kemenangan dari Timnas adalah salah satu cermin kerinduan atas "pencapaian" keberhasilan. Walaupun belum mejadi pemenang akhir, tetapi prosesus "communion" kebersamaan, kesatuan (pemersatu) bangsa atas pencapaian keberhasilan yang demikian dirindukan. Lambang garuda yang menjadi "bagian" elemen penting dalam gelar pertandingan AFF Timnas. Nyanyian "garuda didadaku"...adalah lambang dari nasionalisme menjadi packaging modernitas, menyangkut lambang negara dan segala implikasi komersialnya. Harapan dan kerinduan rakyat atas kejayaan Indonesia demikian besar. Bisa kita lihat dari seluruh media masa yang meliput kehadiran penonton dari luar daerah yang bertekad berjuang untuk membeli tiket menonton di Senayan. Untuk sementara semua sedang membuat prediksi atas pertemuan Timnas dengan Filipina yang kedua kali nanti di hari Minggu.


No comments :

Post a Comment