"During my lifetime I have dedicated myself to this struggle of the African people. I have fought against white domination, and I have fought against black domination. I have cherished the ideal of a democratic and free society in which all persons live together in harmony and with equal opportunities. It is an ideal which I hope to live for and to achieve. But if needs be, it is an ideal for which I am prepared to die."......,NELSON MANDELA

Saturday, March 6, 2010

MEMAHAMI SUASANA MISTIK PANTAI SELATAN JAWA


Sumber:http://suryotomo.wordpress.com/


Secara geographis dan morfologi, pantai selatan memang tidak terlalu bersahabat. Terjal, dan gelombang dari lautan lepas jarang menjadi arus lalulintas bahari. Pemerintah kolonial tidak terlalu tertarik untuk membangun infrastruktur maritim dikawasan selatan. Selain alam yang tidak terlalu bersahabat, tetapi juga pilihan politik untuk tidak membuka pemukiman nelayan dikawasan pesisir selatan.


Potensi pariwisata memang sangat menantang untuk dicarikan keseimbangan antara menjawab pembangunan ekonomi masayarakat yang memiliki kepedulian mengkonservasi hutan. Infrastruktur tidak perlu selalu bergantung pada kehadiran pemerintah. Asal pemetaan atau tataruang untuk jangka panjang bisa diandalkan untuk investasi jangka panjang. Saat ini masih memakan waktu kira dua setengah jam dari Malang kota.


Pertama kali melinatasi daerah pesisir selatan ini ditahun 2002 diwaktu era almarhum Presiden Gus Dur. Saat itu seluruh hutan dan perkebunan pohon jati nampak baru saja dijarah oleh masyarakat. Puluhan ribu hektar hutan dan perkebunan porak poranda. Suasana sangat mencekram. Perjalanan spiritual, menuju ke pantai selatan, Ngeliep. Pemandangan yang sangat unik dan indah. Berpuluh puluh kilometer tidak terlintas satupun manusia. Setiba di pantaipun, ditawari oleh pengelola warung yang nampak sekian lama tidak pernah melihat pengungjung, pertanyaan mereka pertama adalah mau bertapa disebelah mana? Konon para pakar spiritual senior, pernah menjelaskan kalau pantai Ngeliep adalah salah satu berlabuhnya Nyai Roro Kidul. Banyak pula kawasan selatan telah menjadi rujukan peristiwa-peristiwa spiritual pada babad babad atau Serat Centini.


Khusus di Sendang Biru, teluk kecil yang berhadapan dengan pulau Sempu. Disana ada kegiatan nelayan dan pasar ikan. Desa sebelumnya adalah Sumbrmanjing, masyarakat penganut Gereja Jawi Wetan. Keunikan dan mengelola kemajemukan untuk dikawasan yang telah lama terpencil, hidup sangat bersahaja.


Pada sisi dunia yang lebih matelriil dan kongkrit, kalau daaerah pesisir selatan, mulai dari Trenggalek, Sendang Biru, Pacitan sampai Parangteritis (Jogya Selatan) berhubung alam yang sangat ganas, mengukir keindahan yang serba mistik. Potensi perkebunan dan pariwisata yang sama sekali tak ternilai. Walau perhatian atas tataruang yang komprehensif untuk pembangunan Pariwisata Hijau, atau Pariwisata Spiritual masih terbuka lebar untuk digarap.

No comments :

Post a Comment