"During my lifetime I have dedicated myself to this struggle of the African people. I have fought against white domination, and I have fought against black domination. I have cherished the ideal of a democratic and free society in which all persons live together in harmony and with equal opportunities. It is an ideal which I hope to live for and to achieve. But if needs be, it is an ideal for which I am prepared to die."......,NELSON MANDELA

Monday, March 8, 2010

RADIO STREAMING BAHASA JAWA DITENGAH HUJANNYA INFORMASI ELEKTRONIK

Menarik sekali untu disimak, makin media elektronik mendominasi ruang kehidupan. Tayangan televisi hadir hampir secara permanen diruang spasial rumah tangga. Bahkan hampir ruang tunggu kantor-kantor pemerintahan, Bank, kantor swasta lainnya banyak pula yang membuat kehadiran televisi sebegai pelunak suasana. Disisi lain, malah memiliki kesan sangat berlebihan adanya televisi yang sanantiasa hadir dalam aktivitas sehari-hari, bahkan hal-hal yang paling "privasi", seperti konsultasi ke dokter dimana ruangannya juga ada televisi. Hingga kehadiran televisi mengambil alih perhatian dan tugas publik masyarakat adalah "saling bersilahturahmi" dengan sopan santun. Keindividualan tersebut bersembunyi yang dihalalkan oleh interaksi publik yaitu dengan hadirnya televisi pada ruang umum. Hampir secara sistemitas hadirnya televisi dan jam berapa saja dia hadir tidak pandang bulu dengan acara apa saja bisa diartikan sebagai polusi inforamsi dan hiburan.

Disis lain tekanan dan dominasi media telivisi program-program yang rata-rata kualitasnya, bahkan pada chanel tertentu sangat buruk. ntuk masyarakat diplosok Jawa, khususnya Jawa Timur dan Jawaw tengah, radio masih memegang peran yang uar biasa untuk dialog budaya dan informasi seputar kehidupan sehari hari. Tidak sedikit yang menggunakan 2 bahasa, bahasa lokal dan bahasa indonesia. Mereka tetap menghibur dengan corak "lokal", baik bahasa, dan topik yang dikonsumsi masyarakat lokal. Ragam programpun, bukan hanya lagu-lagu tahun 80an tetapi juga "campur sari" dan gendhing jawa. setiap satu bulan sekali di malam Jumat dan malam Minggu salah satu diantara mereka menyiarkan wayang kulit. Peran yang dahulu lebih dilakukan oleh RRI. Saat ini kemajuan elektronik khususnya internet mampu buat mereka untuk tidak siaran pada spasial Loka Jogya, atau Wonogiri tetapi sudah bisa mendunia. Dimana audiensi mereka secara geografis telah menyebar ke seluruh kota besar. Menarik untuk dianalisa kalau strata sosial audiensi radio lokal tersebut tidak lagi membutuhkan strate sosial yang menengah atau tinggi, karena nampaknya internet telah merambah kesemua lapisan. Ini bisa dilihat dari program yang mereka sajikan.

Selamat keragaman budaya yang mulai menemukan platform modernitas dan beradapatasi dengan perkembangan tehknology tanpa mengorbankan keragaman busaya jawa.

Radio Jogya Streaming
Musik Jawa
Radio Time

No comments :

Post a Comment